"Ciri Ciri Mahluk Hidup Hampir Punah"

Posted by Unknown 13 komentar
BADAK
Badak adalah binatang berkuku ganjil (perrisodactyla), pada tahun 1758 Linnaeus telah memberi nama marga (genus) Rhinoceros sondaicus kepada Badak Jawa. Rhinoceros: berasal dari bahasa Yunani yaitu rhino, berarti “hidung” dan ceros, berarti “cula” , sondaicus merujuk pada kepulauan Sunda di Indonesia. (Bahasa Latin -icus mengindikasikan lokasi); “Sunda” berarti “Jawa”.


SEJARAH BADAK
Badak muncul pada jaman tertier (± 65 juta tahun yang lalu) dan terdiri dari 5 periode :
Periode Paleocene ( ± 60 - 50 juta tahun yang lalu)
Periode Eocene (± 50 - 45 juta tahun yang lalu
Periode Oligocene (± 35 - 25 juta tahun yang lalu)
Periode Miocene (± 25 - 10 juta tahun yang lalu
Periode Pleocene (± 10 juta tahun yang lalu)
Seperti halnya Dinosaurus yang telah punah 70 juta tahun yang lalu, badak yang pada enam puluh juta tahun yang lalu ada 30 jenis yang hidup di bumi juga mengalami kepunahan. Pada saat ini hanya 5 jenis badak hidup di dunia diantaranya 3 jenis badak hidup di Asia, yaitu:
1.    Badak Sumatera (Sumatran rhino) bercula dua atau Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814
2.    Badak Jawa (Javan rhino) bercula satu atau Rhinocerus sondaicus Desmarest, 1822
3.    Badak India (Indian rhino) bercula satu atau Rhinocerus unicornis Linnaeus, 1758
4.    Badak Hitam Afrika bercula cula (Black Rhino) atau Diceros bicormis
5.    Badak Putih Afrika bercula dua (White Rhino) atau Cerathoterium simum


DESKRIPSI BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus)
§  Tinggi dari telapak kaki hingga bahu berkisar antara 168-175 cm.
§  Panjang tubuh dari ujung moncong hingga ekor 392 cm dan panjang bagian kepala 70 cm.
§  Berat tubuhnya dapat mencapai 1.280 kg.
§  Tubuhnya tidak berambut kecuali dibagian telinga dan ekornya.
§  Tubuhnya dibungkus kulit yang tebalnya antara 25-30 mm.
§  kulit luarnya mempunyai corak yang mozaik.
§  Lipatan kulit di bawah leher hingga bagian atas berbatasan dengan bahu.
§  Di atas punggungnya juga terdapat lipatan kulit yang berbentuk sadel (pelana) dan ada lipatan lain di dekat ekor serta bagian atas kaki belakang.
§  Badak Jawa bercula satu Ukuran cula dapat mencapai 27 cm.
§  Badak betina tidak mempunyai cula,
§  Warna cula abu-abu gelap atau hitam, warnanya semakin tua semakin gelap, pada pangkalnya lebih gelap dari pada ujungnya.
Secara taksonomi Klasifikasi Badak Jawa sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Super kelas     : Gnatostomata
Kelas              : Mammalia
Super ordo     : Mesaxonia
Ordo                  : Perissodactyla
Super famili    : Rhinocerotides
Famili             : Rhinocerotidae
Genus            : Rhinoceros (Linnaeus, 1758)
Spesies          : Rhinoceros sondaicus (desmarest, 1822)

  
PERILAKU BADAK 
Badak termasuk binatang nocturnal artinya segala aktivitasnya dilakukan pada sore, malam, dan pagi hari. Pada siang hari pada umumnya mereka beriistirahat. Bekas tidurnya sering ditemukan berada dekat dengan sebuah kubangan atau di bawah pohon atau rumpun bambu, sering pula ditemukan di hutan terbuka pada puncak sebuah bukit Badak berbaring tidur dan istirahat dengan satu atau kedua kakinya merentang ke depan, berlawanan dengan Diceros yang sebelum berbaring mereka menyusun jerami disekelilingnya dengan kaki depannya. Ketika beristirahat badak meletakan sebagian sisi tubuhnya ke tanah. Badak bukan tipe penidur yang sungguh. Badak sering dijumpai beristirahat di tanah padat selain kubangan. Tempat beristirahat ditandai dengan bekas atau jejak kulit badak di tanah, tetapi kadang-kadang tidak berbekas bila tanahnya cukup keras. Badak beristirahat tidak selalu berbaring, tetapi berdiri, terlihat ngantuk (tidur ayam) dengan kepala terkulai ke bawah.

Badak jantan kelihatannya lebih senang mengembara dari pada badak betina. Badak Secara teratur selalu mengikuti lintasan-lintasan yang sama, terutama didekat tempat berkubang dan tempat untuk salt licks (penggaraman), selalu mengikuti jalur-jalur tertentu yang sering digunakan oleh generasi badak sebelumnya. Berjalan pelan dan siap siaga, dengan tubuh dilumuri tanah, dan ini berlangsung selama 24 jam. Bila menemukan jalur-jalur lain dalam hutan dan yang disenanginya, badak akan terus berkeliling di daerah tersebut selama berhari-hari

Badak dapat berjalan dengan melangkah, lari atau melompat-lompat, kedua cara terakhir ini hanya terlihat pada hewan-hewan yang melarikan diri. Kemampuan badak melewati tanah-tanah terjal sangat mengagumkan. Bila diganggu, badak dapat membuat lompatan, yaitu dengan kaki depan terangkat dan ditekuk melewati semak belukar.

MAKANAN BADAK JAWA
Tidak kurang dari 190 jenis tumbuhan merupakan sumber pakan bagi badak. Dari jumlah tersebut, 4 jenis merupakan sumber pakan utama, yaitu kedondong hutan (Spondias pinnata), tepus (Ammomum sp), selungkar (Leea sambucina) dan segel (Dillenia excelsa). Jenis tumbuhan pakan banyak ditemukan pada daerah belukar di Ujung Kulon bagian timur seperti Nyiur, Nyawaan, Citelang, Cikarang, Pamegaran, Cigenter dan Cihandeuleum. Tumbuhan pakan di dalah kawasan Taman Nasional Ujung Kulon berhasil diidentifikasi sebanyak 453 jenis tumbuhan, diantaranya berupa pohon 362 jenis (80%) dan sebanyak 148 jenis dari 62 famili dengan 120 genus merupakan pakan badak. Pakan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Bagian tumbuhan yang dimakan berdasarkan temuan di lapangan adalah pucuk, daun, umbut, batang, kulit dan buah dengan tingkat kesukaan 87 % tingkat sapling.
Evolusi
Badak Indiaberhubungan dekat dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak.
Leluhur badak pertama kali terbagi dari Priss lainnya pada masa Eosen Awal Perbandingan DNA Mitokondria memberikan kesan bahwa leluhur badak modern terbagi dari leluhur Equidae sekitar 50 juta tahun yang lalu. Famili yang masih ada, Rhinocerotidae, pertama kali muncul pada Eosen akhir di Eurasia, dan leluhur spesies badak modern terbagi dari Asia pada awal Mousen
Badak jawa dan badak india adalah satu-satunya anggota genus Rhinoceros yang pertama kali muncul pada rekaman Foto di Asia sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Perkiraan molekul memberikan kesan bahwa spesies telah terbagi lebih awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu. Walaupun masuk ke dalam tipe genus, badak Jawa dan India dipercaya tidak berhubungan dekat dengan spesies badak lainnya. Penelitian berbeda telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka mungkin berhubungan dekat dengan Gaindetherium atau Punjabitherium yang telah punah. Analisis Kland Rhinocerotidae meletakkan Rhinoceros dan Punjabitherium yang telah punah pada klad , badak Sumatra. Penelitian lain mengusulkan bahwa Badak Sumatra lebih berhubungan dekat dengan dua spesies badak di Afrika  Badak Sumatra dapat terbagi dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu
  
Penyebaran dan habitat

Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa adalah habitat bagi sisa badak Jawa yang masih hidup. Perkiraan yang paling optimistis memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 100 badak Jawa masih ada di alam bebas. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun masih terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung alam menganggap mereka memiliki risiko yang lebih besar. Badak Jawa diketahui masih hidup di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman Nasional Cat Tien yang terletak sekitar 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.
Binatang ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala (tempat tinggal mereka akan saling melengkapi antara badak Sumatra dan India di tempat tersebut ke arah timur sampai Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di semenanjung Malaya, serta pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang banyak dengan sungai, dataran banjir besar atau daerah basah dengan banyak kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak jawa menyukai daerah rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang lebih tinggi (diatas 2.000 m), yang disebabkan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia.
Tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun 1000 SM, tempat hidup di utara badak ini meluas ke Tongkok, tetapi mulai bergerak ke selatan secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di daerah itu. Badak ini mulai punah di India pada dekade awal abad ke-20. Badak Jawa diburu sampai kepunahan di semenanjung Malaysia tahun 1932. Pada akhir perang Vietnam, badak Vietnam dipercaya punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di Kamboja mengklaim melihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, tetapi survey pada daerah tersebut gagal menemukan bukti. Populasi badak Jawa juga mungkin ada di pulau Kalimantan, walaupun spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang masih hidup disana.
 

Konservasi

Lukisan tahun 1861 menggambarkan perburuan badak Jawa.
Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, masalah yang juga menyerang semua spesies badak. Cula badak menjadi komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di Vietnam percaya bahwa kulitnya dapat digunakan sebagai penangkal racun untuk bisa ular. Karena tempat hidup badak mencakupi banyak daerah kemiskinan, sulit untuk penduduk tidak membunuh binatang ini yang dapat dijual dengan harga tinggi. Ketika Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora pertama kali diberlakukan tahun 1975, badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan Appendix 1: semua perdagangan internasional produk badak Jawa dianggap ilegal. Survey pasar gelap cula badak telah menentukan bahwa badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga cula badak Afrika.
Hilangnya habitat akibat pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa, walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek keselamatan badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka sangat rentan penyakit dan masalah perkembangbiakan. Ahli genetika konservasi memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies.

Ujung Kulon
Semenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan gunung Krakatau tahun 1883. Badak Jawa mengkolonisasi kembali semenanjung itu setelah letusan, tetapi manusia tidak pernah kembali pada jumlah yang besar, sehingga membuat sebuah tempat berlindung. Pada tahun 1931, karena badak Jawa berada di tepi kepunahan di Sumatra, pemerintah Hindia-Belanda menyatakan bahwa badak merupakan spesies yang dilindungi, dan masih tetap dilindungi sampai sekarang. Pada tahun 1967 ketika sensus badak dilakukan di Ujung Kulon, hanya 25 badak yang ada. Pada tahun 1980, populasi badak bertambah, dan tetap ada pada populasi 50 sampai sekarang. Walaupun badak di Ujung Kulon tidak memiliki musuh alami, mereka harus bersaing untuk memperebutkan ruang dan sumber yang jarang dengan banteng liar dan tanaman Arenga yang dapat menyebabkan jumlah badak tetap berada dibawah kapasitas semenanjung. Ujung Kulon diurus oleh menteri Kehutanan Republik Indonesia. Ditemukan paling sedikit empat bayi badak Jawa pada tahun 2006.
Foto induk Badak Jawa beserta bayinya, diperkirakan berumur sekitar 4 – 6 bulan, berhasil diabadikan oleh tim WWF pada November 2007. Ketika difoto, bayi badak tersebut sedang menyusu ibunya. Keberadaan badak tersebut diketahui ketika ditemukan jejak badak berukuran 15/16 cm di sekitar daerah aliran sungai Citadahan pada tanggal 30 Oktober 2007. Hal ini merupakan kabar gembira karena membuktikan adanya kelahiran badak baru di Ujung Kulon.
Pertumbuhan populasi badak Jawa di Ujung Kulon
Tahun
Minimum
Maksimum
Rata-rata
21
28
24.5
20
29
24.5
33
42
37.5
53
59
56
35
58
47
Sumber: Strategi Konservasi Badak Indonesia - Dirjen PHPA Dephut RI.

Cat Tien
Sedikit anggota R.s. annamiticus yang tersisa hidup di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Badak ini pernah menyebar di Asia Tenggara, setelah perang Vietnam, badak Jawa dianggap punah. Taktik digunakan pada pertempuran menyebabkan kerusakan ekosistem daerah: penggunaan Napalm, herbisida dan defolian dari Agen Oranye, pengeboman udara dan penggunaan ranjau darat. Perang juga membanjiri daerah dengan senjata. Setelah perang, banyak penduduk desa miskin, yang sebelumnya menggunakan metode seperti lubang perangkap, kini memiliki senjata mematikan yang menyebabkan mereka menjadi pemburu badak yang efisien. Dugaan kepunahan subspesies mendapat tantangan ketika pada tahun 1988, seorang pemburu menembak betina dewasa yang menunjukan bahwa spesies ini berhasil selamat dari perang. Pada tahun 1989, ilmuwan meneliti hutan Vietnam selatan untuk mencari bukti badak lain yang selamat. Jejak kaki badak segar yang merupakan milik paling sedikit 15 badak ditemukan di sepanjang sungai Dong Nai. Karena badak, daerah tempat mereka tinggal menjadi bagian Taman Nasional Cat Tien tahun 1992. Populasi mereka dikhawatirkan berkurang di Vietnam, dengan pelindung alam memperkirakan bahwa paling sedikit 308 badak yang mungkin tanpa jantan selamat.

Di penangkaran
Tidak terdapat satupun badak Jawa di kebun binatang. Pada tahun 1800-an, paling sedikit empat badak dipamerkan di Adelaide, Kolkata dan London. Paling sedikit 22 badak Jawa telah didokumentasikan telah disimpan di penangkaran, dan mungkin bahwa jumlahnya lebih besar karena spesies ini kadang-kadang salah ditafsirkan dengan badak India. Badak Jawa tidak pernah ditangani dengan baik di penangkaran: badak tertua yang hidup hanya mencapai usia 20 tahun, sekitar setengah dari usia yang dapat dicapai badak di alam bebas. Badak Jawa terakhir yang ada di penangkaran mati di Kebun Binatang Adelaide, Australia tahun 1907, tempat spesies tersebut sedikit diketahui karena telah ditunjukan sebagai badak India Akibat dari program panjang dan mahal tahun 1980-an dan 1990-an untuk mengembangbiakan badak Sumatra di kebun binatang gagal, usaha untuk melindungi badak Jawa di kebun binatang tak dapat dipercaya.
Usaha persiapan habitat kedua
Badak Jawa yang hidup berkumpul di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang dapat diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana alam seperti tsunami, letusan gunung Krakatau, gempa bumi. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber akibat invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng.
Penelitian awal WWF mengidentifikasi habitat yang cocok, aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa. Jika habitat kedua ditemukan
sehat, baik, dan memenuhi kriteria di Ujung Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan populasinya.




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: "Ciri Ciri Mahluk Hidup Hampir Punah"
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://blogwilanjaya.blogspot.com/2012/08/ciri-ciri-mahluk-hidup-badak-adalah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

13 komentar:

security services mengatakan...

bagus

armstrong indonesia mengatakan...

mantap

parking mengatakan...

semoga bermanfaat

cleaning services mengatakan...

tips yang bagus

rumah dijual di jakarta barat mengatakan...

makanan khasnya apa ya pak?

rumah mengatakan...

itu badak apa pak?

rumah dijual di jakarta utara mengatakan...

ada berapa macam badak pak?

rumah dijual mengatakan...

sekarang harga badak berapa duit pak?

rumah dijual di jakarta selatan mengatakan...

kalau di kasih makan rumput mau ga pak?

rumah disewa mengatakan...

apa di indonesia banyak badak pak?

rumah dijual di jakarta barat mengatakan...

di daerah mana baru banyak badak pak?

rumah dijual di jakarta timur mengatakan...

apa di jawa banyak badak pak?

jantung koroner mengatakan...

semoga sukses

Posting Komentar

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info
Template by Berita Update - Trik SEO Terbaru. Original design by Bamz | Copyright of Blog Wilan Jaya.